Rabu, Agu 17 2011 


.. Karena selama hati kita masih berwarna merah, selama masih ada butir-butir darah yang mengalirinya, selama itu pula garis cinta yang tertakik di sana akan tergurat abadi, meskipun tak ada ujung yang pernah mempertemukannya …
– Mira W –

Rindu (tak) Bertuan Rabu, Agu 17 2011 


Tak apalah,aku terus tersesat dalam pikiranku sendiri tentangmu. Saat bangunan angan semakin tinggi di dalamnya, dengan pilar rindu dan lantai cinta yang diam-diam terus kuluaskan. Sendiri..

Tak apalah, aku terus merindukan sosok kasat mata dengan rasa yang begitu besar. Mungkin semacam menabung rindu seperti layaknya gudang embun dalam langit yang baru akan jatuh esok pagi.

Tak apalah, aku menatap sedih pada air mata yang berjatuhan karena tak tahu hendak kemana rindu berpulang.

Demi Tuhan sayang, tak apa.. Aku akan baik-baik saja dengan rindu dan cinta tak bertuan ini..

Rabu, Agu 17 2011 


Sosokmu bertebaran dalam semesta imaji. Mengapa demikian nyata rasa, senyum dan hangatmu? Mengalir pelan lewat rongga dada, menyirap logika dan mengarsir mimpi merah jambu dalam kamar oranye ku. Tak perlu seandainya untuk sampai ke sana, aku benci berandai keras-keras. Sebab di taman mimpi lebih indah, aku akan duduk di bangku kayu dan menunggumu dengan lolipopku. Sementara kau menangkap kupu-kupu warna biru.

Senja Rabu, Agu 17 2011 


Jika senja tertutup awan hitam, senja ingkar janji atau senja lupa datang dengan sinar ungu-nya. Berjanjilah kali ini saja, kau tetap akan mencintai apa adanya. Aku tak butuh janji yang lain, hanya itu wahai kamu yang menghuni hati.

Atau mungkin jika senja tak cantik lagi, senja gendut atau senyumnya tak lagi punya pesona. Biarkan senja tetap mencintaimu apa adanya. Biarkan senja buruk rupa mencintai di luar dirinya.

Rabu, Agu 17 2011 


Dari sini kulihat senja. Ungu. Malu-malu. Sembunyi di balik bahu

Laman Berikutnya »