Hari Ini Sebulan Yang Lalu Sabtu, Feb 12 2011 


Lucu, memang
Aneh, jelas
Aku
Kamu
Kita
Kini

Aku mau setiap hari tersenyum kang, denganmu
Bukan dengan yang lain
Dan bukan cuma sebulan
Sampai nanti…
Sampai tangan keriput kita tetap bergandengan…

Me dan Di Senin, Jan 31 2011 


Belakangan ini saya menyukai menunggu,setelah menolak terus ditunggui. Akan jadi percuma,karena saya tak bersedia ditunggui.

Di hari kerja,menunggu kereta yang akan membawa ke stasiun. Setelahnya menunggu angkutan umum yang berkursi depan kosong. Saya tak mau duduk di belakang. Setelah di kantor terkadang pintu utama belum dibuka,saya menunggu.Lagi. Sepanjang siang saya juga tetap menunggu. Menunggui meja kerja dan bekerja. Menunggu jalannya sistem,menunggu fax masuk,menunggu telepon saya dijawab di pusat. Sorenya menunggu bapak menjemput anak gadisnya ini. Di jalan,menunggu lampu merah. Menunggu orang melintas. Menunggu mobil lain melintas. Menunggu roda kendaraan bergerak menuju rumah. Menunggu malam datang.

Dan saya setia menunggu. Termasuk menunggui kamu datang. Yang sering saya impikan di malam hari dan terjaga setelahnya. Untuk sekedar melamun. Menunggu kamu membagi kabar. Sebaris saja,tak usah banyak-banyak. Setelahnya saya akan tenang menunggu. Tidak kemrungsung lagi dan sembunyi di toilet karena harus sembunyikan air yang jatuh di pelupuk. Saya tak tahu apakah kamu juga menunggui apa yang saya tunggu. Termasuk menunggui waktu dan menunggu Tuhan bilang iya. Iya untuk semuanya. Apapun itu,saya tunggu kamu di Februari yang membawa semilir angin berjudul datang.

Posted with WordPress for BlackBerry.

Boleh kan kang? Kamis, Jan 27 2011 


Bangun di pagi hari
Mengingatmu dan tersenyum setelahnya
Kebiasaan baruku kang..
Boleh kan?

Dulu,aku cuma menyambut srengenge muncul dan menunggunya tenggelam
Kini,aku tahu ada yang menunggu senyumku di sana..
Yang kuantar lewat kabel serat optik
Yang mendoakanku disetiap sujudnya
Dan mengharap padaNya supaya hariku selalu baik..

Kang,aku mencoba selalu jujur mencintaimu dari sini..
Simpan hatimu baik-baik di sana ya..
Jangan berikan pada yang lain
Karena hujan di hatiku akan turun jika kau lakukan itu…

Tertanda,

Neng

Surat Cinta Angin Minggu, Des 26 2010 


Hai ilalang, bagaimana kabarmu pagi ini? Ah, kau pasti sudah bangun kan, menjemput sinar srengenge sedari pagi. Aku beritahu kau sesuatu, aku memimpikanmu semalam! Kau pasti terkikik kalau kuberitahu isi mimpi itu. Jangan sekarang ya, aku malu mengatakannya pagi-pagi.

Aku menyayangimu ilalang… Semenjak kita bersama, kalimat itu tak pernah kuucapkan. Buatku, tak usahlah diucap. Cukup kau rasakan saja. Ilalang, bagaimana kalau kita kencan sore ini. Tapi jangan kau kenakan rok putih lebarmu itu ya. Aku tak tahan berhembus, supaya dapat membelai kaki indahmu yang jenjang.

Sore nanti aku akan ke padang rumput, tempatmu tinggal. Aku merindukan gemerisik tubuhmu. Sangat merindukan bunyi indah itu. Sampai pagi menjelang, aku akan menemanimu. Aku janji. Dan akan berusaha menepatinya.

Aku minta maaf atas janji yang kemarin. Tidak, tidak, ..aku tak lupa. Tapi ilalang dari padang seberang memaksaku datang. Tak kuasa kutolak permintaannya. Ia memintaku datang, menemani senja sampai malam menjelang dan tiba-tiba menciumku ketika kupergi. Ah, tenang saja kau tak perlu cemburu. Aku tak menyukainya walau ia lebih cantik dengan tinggi menjulang dan bunga ilalang yang indah. Aku hanya mencintaimu ilalangku sayang… Yang setia menantiku berhembus lembut menuju sela-sela tubuhmu dan menikmati liukannya.

Sudah ya ilalang, terlalu banyak kalimat indah untukmu. Salah-salah nanti aku dibilang gombal. Seperti bahasa manusia itu lho..

(dulu) Sabtu, Des 25 2010 


Bolehkah kutahu rasanya racun serangga yang kau (dulu) tenggak sayang?

Ah tidak, tak usah kau suruh aku mencoba sendiri..

Dan bodohnya, kau tak jadi mati!

Menginap di rumah pesakitan dan pulang menanggung malu karena malaikat maut tak jadi menjemput

Tahukah kau, mengapa ia enggan?

Karena terlalu berat Tuhan mengijinkan

Tuhan biarkan kau menanggung malu atas apa yang kau lakukan di dunia

Atas apa yang kau lakukan padaku (dulu).. 

Atas cercaan, hinaan dan makian yang kau sampaikan padaku

Atas kata maaf yang tak pernah terucap namun selalu kumaafkan

Atas ketidakberdayaanmu sebagai keturunan Adam

Tidak tidak, aku tak dendam.. 

Ah iya, sedikit… 

Laman Berikutnya »